By : Drs.
Marsigit MA
Reviewed
by: Fifi Yuniarti
Dalam konteks Australia, Stacey K menemukan manfaat
bagi para guru untuk mempertimbangkan bahwa memecahkan masalah matematika
membutuhkan keterampilan dan kemampuan, antara lain:
a. Pengetahuan yang mendalam tentang matematika
b. Kemampuan penalaran umum
c. Pengetahuan tentang strategi heuristik
d. Keyakinan dan sikap
e. Atribut pribadi seperti kepercayaan diri, ketekunan,
dan organisasi
f. Keterampilan untuk mengkomunikasikan solusi
Dalam konteks Belanda, membedakan dua cara untuk
membangun konsep matematika, yaitu:
a. Dari eksplorasi objek tertentu yang sifat fokus dan penggunaan
pertama sebagai deskripsi
b. Dari fokus pada urutan tindakan dan mengatur urutan
tindakan sebagai prosedur matematika seperti menghitung penambahan,
pengurangan, perkalian, evaluasi aljabar, perhitungan fungsi, diferensiasi,
integrasi, dan sebagainya
Dalam konteks Taiwan, Fou Lai Lin membuktikan bahwa
perkiraan dapat meningkatkan pemahaman konseptual. Fou Lai Lin menyimpulkan
bahwa aktivitas memperkirakan mendorong siswa untuk:
a. Membangun contoh ekstrim dan paradigmatic
b. Membangun dan menguji jenis contoh yang berbeda
c. Mengatur dan mengklasifikasikan semua jenis contoh
d. Mewujudkan struktur fitur pendukung contoh
e. Bereksperimen
f. Mengatur konseptual
g. Merumuskan sebuah pernyataan matematika
h. Memahami prinsip-prinsip dasar matematika dengan
melibatkan peserta didik dalam berfikir
Dalam konteks Jepang, Katagiri mendaftar pertanyaan
analisis yang dirancang untuk menumbuhkan berfikir matematika antara lain:
a. Masalah pembentukan dan pemahaman
b. Membangun suatu perspektif
c. Solusi dalam pelaksanaan
d. Organisasi logis
Dalam konteks Malaysia, Lim Sam Chap menyoroti tiga
komponen utama dalam berfikir matematika, antara lain isi matematika atau
pengetahuan, operasi mental, dan predisposisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar