Senin, 21 Januari 2013

KESIMPULAN BERFILSAFAT



Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni, yang mendalam dan daya pikir manusia dalam memahami segala sesuatu untuk mencari kebenaran. Berfilsafat  berarti berpikir  sedalam-dalamnya atau merenung terhadap sesuatu secara menyeluruh dan universal untuk mencari hakikat sesuatu. Dengan kata lain, filsafat  adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha mencari kebijaksanaan dan cinta akan kebijakan. Filsafat merupakan suatu ilmu yang mendukung manusia untuk bertindak lebih bijaksana, karena dalam filsafat terdapat unsur-unsur etika dan estetika.
Filsafat adalah olah pikir yang reflektif. Yang dimaksud reflektif disini adalah bagaimana kita mengenali, mengerti, dan mengungkapkan kembali dengan bahasa kita sendiri. Kuliah Filsafat adalah mempelajari tentang tata cara atau beradab. Manusia hidup juga menyelaraskan diri untuk menggapai ilmu, namun jika kita hanya rajin menuntut ilmu, hanya menggunakan potensi kita untuk diri kita sendiri, bagaimana kita akan tahu jika ilmu yang kita miliki juga bermanfaat bagi orang lain?
Filsafat mempelajari tentang 2 macam. Yang pertama adalah bagaimana kita befikir tentang logika, berfikir kritis, berfikir rasional, pikiran, dan sebagainya. Yang kedua adalah tentang pengalaman hidup. Pengalaman yang telah dialami selama ini hidup di dunia. Dari pengalaman yang telah kita alami, kita dapat belajar banyak hal, kita dapat memetik pelajaran dari setiap pengalaman tersebut. Seperti dalam pepatah yang mengatakan bahwa “Pengalaman adalah Guru Terbaik”.
Jalan hidup seseorang berbeda-beda. Hidup terkadang menyenangkan, menyedihkan, menyebalkan, menyakitkan, kejam, dan lain sebagainya. Hidup seperti itu adalah hidup yang dijalani tanpa keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta ilmu pengetahuan. Sudah menjadi ketentuan dari Yang Maha Pencipta bahwa setiap kehidupan manusia akan mendapatkan ujian, cobaan, tantangan dan kesulitan. Namun Allah tidak akan memberikan cobaan kepada hamba-Nya melebihi kemampuan hamba itu sendiri. Tinggal bagaimana seseorang yang mendapatkan cobaan tersebut menghadapi, memaknai, dan mengambil hikmah dari setiap cobaan yang menimpanya.
Tidak ada manusia yang tidak khilaf dan bersalah. Tidak ada kehidupan manusia yang bersih dari noda dan dosa. Menurut Bapak Marsigit, membangun hidup yang bermakna adalah terjemah dan terjemahkan. Bagaimana kita memaknai, menerjemahkan setiap hal yang terjadi atau menimpa pada diri kita. Kita selalu berusaha dan kemudian diiringi dengan berikhtiar dalam doa. Bagaimana hubungan kita dengan Allah dan bagaimana hubungan kita dengan makhluk sesama ciptaan Allah. 
Setiap orang selalu mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Kebahagiaan itu tidak datang begitu saja, tetapi merupakan akibat dari keberhasilan seseorang memenuhi keinginannya untuk hidup bermakna. Mereka yang berhasil memenuhinya akan mengalami hidup yang bermakna dan ganjaran dari hidup yang bermakna adalah kebahagiaan. Di lain pihak mereka yang tak berhasil memenuhi motivasi ini akan mengalami kekecewaan dan kehampaan hidup serta merasakan hidupnya tidak bermakna. Makna hidup dan hasrat untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna yang didambakannya.
Di dalam filsafat terdapat aliran-aliran antara lain: Filsafat yang benar yang nikmat adalah hedonism. Orang yang paling bodoh di dunia adalah batu yaitu orang yang termakan mitos dan filsafat dari batu adalah mitos. Maka perjuangan atau fungsi filsafat adalah untuk mencerdaskan untuk keluar dari ruang dan waktu yang gelap. Lawan dari batu adalah lebih lembut dari udara yaitu filsafat yang paling tinggi adalah transenden. Penghuni transenden adalah dewa. Dewa itu adalah diri kita terhadap sifat-sifat kita. Jika kita malas, maka kita adalah dewa malas. Dimensi dewa lebih tinggi dari sifat-sifat yang dikuasai oleh dewa tersebut. guru adalah dewa bagi siswanya, dosen adalah dewa bagi mahasiswanya. Filsafat orang yang cerdas yang berilmu adalah logos. Sehingga filsafat digunakan untuk menggapai logos. Filsafat dari sakit adalah disharmoni. Filsafat yang benar yang ada di dalam pikiran adalah idealism. Cara memperoleh yang ideal adalah dengan idealisasi dan abstraksi. Segitiga jika di dalam pikiran tidak ada warnanya, bukan segitiga kayu, tidak punya tebal. Lancip jika di dalam pikiran adalah sempurna, dinamakan ideal. Filsafat yang benar ada di luar pikiran atau objeknya berada di luar pikiran adalah realisme contohnya bagi anak kecil, kucing. Filsafat yang benar hanya satu adalah monoisme yaitu kuasaNya. Filsafat yang benar banyak adalah pluralism yaitu urusan dunia karena manusia terbatas. Filsafat yang pertama adalah filsafat alam yaitu tentang pertanyaan orang-orang bahwa benda yang ada di bumi terbuat dari apa. Filsafat zaman sekarang adalah kontemporer atau filsafat bahasa atau filsafat analitik. Filsafat modern setelah zaman gelap (yang benar hanya Gereja) adalah saintisism.
Filsafat bahwa yang benar yang bertanya adalah yang dikemukakan Socrates yaitu dialektism. Filsafat yang benar ada dua adalah dualism yaitu hanya benar dan salah. Jika plural, antara yang salah dan yang benar ada penjelasan. Filsafat yang benar hanya aku adalah subjektifism. Filsafat yang benar tidak hanya aku adalah objektifism. Filsafat yang benar yang pasti adalah absolutism contohnya Tuhan, benda konkret tidak ada yang absolut. Filsafat yang benar yang tidak pasti adalah relatifism. Filsafat yang benar adalah benar yaitu absolutism. Orang pluralism, orang matematika jika ia mengerjakan salah, maka bukan matematika. Filsafat yang benar adalah yang salah yaitu klasifikatiorism. Filsafat yang benar di luar batas pikiranku adalah transendentalism yaitu filsafatnya para dewa. Filsafat yang benar yang untung adalah kapitalism. Presiden AS tidak akan datang ke Indonesia jika ia tidak mendapatkan untung. Filsafat yang benar yang manfaat adalah utylitarism. Filsafat yang benar yang praktis adalah pragmatisme. Filsafat yang benar yang masa lampau adalah historialism (sejarah) atau tokohnya Hegelialism yang salah satu muridnya adalah Ir. Soekarno. Filsafat yang benar yang akan datang adalah teologi yang dikemukakan oleh Immanuel Kant. Teologi merupakan teori evolusi yang lebih canggih dan lebih berfilsafat. Salah satu bentuk teologi adalah perkiraan cuaca. Filsafat yang benar yang sekarang adalah realisme. Filsafat yang benar pikiranku adalah rasionalisme. Filsafat yang benar pengalamanku adalah empirisism yaitu tidak akan ada ilmu tanpa pengalaman. Filsafat yang benar intuisi adalah instuisionism. Filsafat yang benar yang tampak adalah empiris murni. Filsafat yang benar yang memulai adalah foundasionalisme. Filsafat yang benar ada dibalik penampakan adalah metafisik. Filsafat yang benar yang baik adalah etiksism. Filsafat yang benar yang suci adalah holisism. Filsafat yang benar yang sempurna adalah perfectionism. Filsafat yang benar yang bercinta adalah romantisism. Filsafat yang benar wajahnya adalah formalism. Filsafat yang benar isinya adalah esensialism. Filsafat yang benar yang ada adalah exsistensialism. Filsafat yang benar yang tidak ada adalah nihilism. Filsafat dimana 100% percaya kepada takdir adalah faktalism. Filsafat yang benar yang spesifik adalah particularism. Filsafat yang benar yang memilih adalah reduksiorism.
Salah satu aliran dalam filsafat adalah dualisme. Dualisme adalah konsep filsafat yang menyatakan ada dua substansi. Dalam pandangan tentang hubungan antara jiwa dan raga, dualisme mengklaim bahwa fenomena mental adalah entitas non-fisik. Gagasan tentang dualisme jiwa dan raga berasal setidaknya sejak zaman Plato dan Aristoteles dan berhubungan dengan spekulasi tentang eksistensi jiwa yang terkait dengan kecerdasan dan kebijakan. Plato dan Aristoteles berpendapat, dengan alasan berbeda, bahwa "kecerdasan" seseorang (bagian dari pikiran atau jiwa) tidak bisa diidentifikasi atau dijelaskan dengan fisik. Versi dari dualisme yang dikenal secara umum diterapkan oleh Rene Descartes (1641), yang berpendapat bahwa pikiran adalah substansi nonfisik. Descartes adalah yang pertama kali mengidentifikasi dengan jelas pikiran dengan kesadaran dan membedakannya dengan otak, sebagai tempat kecerdasan. Sehingga, dia adalah yang pertama merumuskan permasalahan jiwa-raga dalam bentuknya yang ada sekarang. http://www.google.com
Sebab daripada sebab bagi orang yang beragama adalah Tuhan. Sebab daripada sebab itu bahasa filsafatnya adalah Kausa Prima.  Itu adalah bahasa Aristoteles. Maka yang orang beragama dikarenakan ada sebab disebut kaum foundasionalism yg hidupnya dikarenakan sebab awal. Sebab dapat merupakan janji atau kesepakatan. Jika kita tidak dapat menjawab pertanyaan sejak kapan kita dapat membedakan besar dan kecil maka kita tidak termasuk kaum intuisionism. Hilbert adalah tokoh formalism atau matematika, matematika murni. Secara filsafat bertanya terlebih dahulu baru mendapat pengetahuan atau ilmu.
Dualisme ada yang baik dan ada yang buruk. Namun dualisme tidak selalu berarti jelek. Misalnya dualisme hanya menganggap yang ada itu hanya laki-laki dan perempuan. Masyarakat Amerika atau Kapitalisme sudah menuju pada pluralism karena di Amerika mengakui adanya transgender. Dualisme yang lain di Indonesia adalah Habbluminallah dan Habbluminannas. Bahwa manusia berhubungan dengan Tuhan dan manusia berhubungan dengan sesama manusia. Jika manusia hanya berhubungan dengan Tuhan saja maka dinamakan kaum fatal. Jika manusia hanya berhunbungan dengan manusia saja maka dinamakan kaum vital. Hidup yang sebenarnya adalah jarak antara fatal dan vital. Berdoalah seakan-akan kau akan mati nanti. Tetapi berusahalah seakan-akan engkau akan hidup 1000 tahun lagi. Berusaha dan berdoa adalah hal yang harus kita lakukan. Dalam keadaan seperti ini, plural itu benar.
Namun, jika dualisme itu menyangkut Tuhan, maka tidak pernah ada dualisme dimanapun di alam semesta ini. Hanya ada satu kuasa yang mengatasi segalanya, dan kuasa itu adalah Allah yang Maha Kuasa sebagaimana yang diwahyukan di dalam Al Qur’an kepada kita. Menurut bukti-bukti Al Qur’an, hanya ada satu kuasa yang Maha Kuasa, bukan dua. Karena itu, doktrin dualisme apapun yang berpendapat bahwa ada dua kuasa yang setara yang saling bertentangan (baik dan jahat) adalah doktrin yang salah.
Di dalam filsafat terdapat istilah menembus ruang dan waktu. Apa yang dimaksud dengan menembus ruang dan waktu? Seseorang atau sesuatu makhluk ciptaan Tuhan dapat menembus ruang dan waktu adalah mereka-mereka orang atau sesuatu yang sangat hebat sekali dan luar biasa. Jika kita berpikir filsafat, maka kita berlaku profesional yaitu ciri-cirinya lebih spesifik dan lebih rinci serta dapat diberikan contohnya. Sangat mudah dari pendekatan struktur bahasa menembus ruang dan waktu. Kalimat “menembus ruang dan waktu” belum ada subjeknya yaitu siapa yang menembus ruang dan waktu. Maka dengan kata-kata siapa tentu akan menjadi lebih rinci lagi. Kemudian “siapa” itu adalah dirimu yang menembus ruang dan waktu dan diriku yang menembus ruang dan waktu. Dirimu siapa, atau dirimu bagian yang mana yang menembus ruang dan waktu.
Ternyata manusia mempunyai dimensi yang lengkap yaitu dimensi material, dimensi formal, dimensi normatif, dan dimensi spiritual. Dan karakter menembus ruang dan waktu mempunyai sifat yang berbeda. Menembus ruang dan waktu dalam arti material contohnya jika seseorang terjun dari pesawat menggunakan parasut itu berarti orang tersebut menembus ruang dan waktu yang dalam hal ini adalah udara. Menembus ruang dan waktu secara formal misalnya berupa dokumen formal atau Surat Keputusan kenaikan jabatan seseorang. Menembus ruang dan waktu secara normatif, misalnya pikiranku, filsafatku, secepat kilat dan menembus kilat maka pikiranku menembus ruang dan waktu. Menembus ruang dan waktu secara spiritual, misalnya sebuah doa yang kecepatannya lebih cepat daripada pikiran. Maka pikiranku dan doaku menembus ruang dan waktu. Ruang normatif atau ruang dalam filsafat selain secara aksiomatis, adalah secara wujudnya. Dosen dan mahasiswa itu juga ruang. Yang ada dan yang mungkin ada juga berdimensi ruang. Filsafat memiliki keterampilan menembus ruang-ruang yang ada. Kalaupun tidak fisikku, maka formalku. Sedangkan waktu menurut Immanuel Kant ada 3 macam waktu yaitu waktu yang berurutan, berkelanjutan, dan berkesatuan. Untuk bisa memahami ruang kita gunakan waktu dan juga sebaliknya bahwa untuk memahami waktu kita gunakan ruang. Jam itu ruang, jam tersebut dapat menunjukkan waktu.
Secara filsafat atau normatif bagaimana kita menembus ruang dan waktu? Ada metodologinya bagaimana kita dapat menembus ruang dan waktu. Ada 2 macam metodologi yaitu pemahaman kita tentang fenomenologi (memuat ruang dan waktu) dan pemahaman tentang fondasionalism dan antifondasionalism (intuisi). Fenomenologi tokohnya Husserl, di dalam fenomenologi apapun, yang paling nyata digunakan dalam matematika, matematika menginspirasi filsafat dan sebaliknya. Di dalam fenomenologi Husserl ada 2 macam yaitu idealisasi dan abstraksi. Maka agar kita dapat menembus ruang dan waktu kita harus dapat melakukan idealisasi dan abstraksi. Idealisasi merupakan menganggap sempurna sifat yang ada, hanya menganggap, karena tidak ada hal di dunia ini yang sempurna. Maka manusia tidak dapat terbebas dari idealisasi dan abstraksi. Jika manusia tidak bisa melakukan idealisasi dan abstraksi maka manusia tidak bisa hidup. Abstraksi merupakan kodrat manusia. Abstraksi itu dipilih atau memilih, kegiatannya reduksi, filsafatnya reduksionism. Kita dilahirkan dari seorang ibu itu merupakan kodrat. Setiap hari kita melakukan reduksi, kita hanya bisa melihat yang ada di depan kepala kita, yang dibelakang kepala tidak bisa kita lihat. Diriku adalah ketidakadilan bagi diriku sendiri karena aku tidak mampu untuk selalu memandang kedua orang tuaku sendiri. Pada hakikatnya manusia itu terpilih. Tempat dimana kita dimakamkan itu sudah ditentukan. Manusia hanya bisa ikhtiar. Namun hidup ini juga kontradiksi, karena pada saat yang bersamaan disamping kita bersifat reduksi kita juga bersifat melengkapi diri, kita melengkapi dengan gelar, dan yang lain-lain. Husserl merasa perlu membuat rumah yang disebut dengan rumah epoke yaitu tempat bagi semua yang tidak aku pikirkan maka aku penjarakan. Rumah filsafat adalah pikiran. Agar kita terampil menembus ruang dan waktu maka kita harus terampil menggunakan rumah epoke.
Pengertian fondasionalism dan antifondasionalism. Contoh yang paling nyata atau konkret di dalam matematika, fondasionalism adalah kaum formalism tokohnya adalah Hilbert. Secara filsafat, barang siapa yang menetapkan permulaan atau yang mempunyai permulaan atau yang mampu mengingat permulaan maka ia adalah kaum fondasionalism. Seluruh umat beragama merupakan kaum fondasionalism karena mereka menetapkan Kausa Prima. Kesombongan dari the fondasionalism membuat hidup menjadi berantakan. Contoh intuisi adalah cintaku pada istriku. Menurut Immanuel Kant, manusia mempunyai kemampuan kuantitatif, kualitatif, dan sebagainya. Untuk memahami hakekat, letakkan kesadaran di depan hakekat masing-masing. Belajar matematika memerlukan intuisi, yaitu intuisi empiris. Mengalami dan melihat itu sudah dapat membuktikan. Kenapa matematika menjadi mata pelajaran yang menakutkan adalah karena siswa sudah kehilangan intuisinya, guru telah kehilangan intuisinya, kaum kapitalis telah kehilangan intuisinya. Filsafat matematika adalah merebut kembali intuisi yang telah hilang.
Suatu cerita tentang Rasulullah SAW dan sahabatnya. Suatu ketika Rasulullah SAW di kerumuni oleh para sahabat karena ada suatu acara rutin. Ada salah satu sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW. “Ya Rasulullah, sebenar-benarnya aku ingin bertanya kepada Rasulullah, aku ingin tanya sebenar-benarnya wajah Rasulullah SAW itu seperti apa, aku ingin melihat”. Rasulullah SAW menjawab: “jikalau engkau ingin melihat wajahku, tengoklah lubang telinga anakku.” Maka para sahabat satu per satu melihat lubang telinga anak Rasulullah SAW. Para sahabat berkata bahwa lubang telinganya gelap dan tidak ada apa-apanya. Ada seorang yang tidak mau menengok lubang telinga anak Rasulullah SAW yaitu Abu Bakar as Shidiq. Ditanya oleh Rasulullah, “wahai Abu Bakar as Shidiq, kenapa engkau tidak ikut dengan sahabat yang lain untuk menengok lubang telinga anak saya untuk bisa melihat wajah saya.” Abu Bakar as Shidiq mengatakan, “wahai Rasulullah, ampunilah aku karena aku ingin mengatakan yang sebenar-benarnya yang terjadi pada diriku. Perkenankanlah aku menyampaikan bahwa ketika aku tidur, ketika aku berjalan, ketika aku mandi, ketika aku bepergian jauh, ketika aku pidato, ketika aku makan, ketika aku sedang melakukan kegiatan apa saja, maka situasinya adalah bahwa saya sebenar-benarnya merasakan sedang memandang wajahmu ya Rasulullah.” Rasul menjawab: “inilah dia muridku yang paling cerdas. Wahai para sahabat, jika engkau ingin melihat wajahku, silahkan bergurulah pada Abu Bakar as Shidiq.” Itu sebagai perenungan dan pelajaran bagi kita bagaimana kita percaya Rasulullah SAW dan para Nabi sementara yang secara dhohir sudah meninggal dunia. Sekarang setelah kita melihat yang terjadi pada Abu Bakar as Shidiq bahwa Abu Bakar as Shidiq itu melihat wajah Rasulullah SAW sebagai sinar Nur Muhammad. Maka Abu Bakar as Shidiq nantinya akan mempunyai murid yang akan menjadi guru spiritual. Mereka tersembunyi, dan wajibnya kitalah yang mencari. Jika kita ingin meningkatkan kualitas diri kita kepada Tuhan, Allah SWT, maka carilah guru spiritual. Setelah membaca Nur Muhammad, bahwa berfikir itu dapat menunjang keimanan. Tetapi untuk dapat beriman tidak cukup dengan pikiran, karena domain beriman adalah hati. Ternyata Nur Muhammad merupakan awal mula penciptaan yang ada dan yang mungkin ada.
Berpikir itu merupakan cara berpikir manusia dan pengalaman. Cara berpikir manusia merupakan hukum analitik sedangkan pengalaman hukumnya sintetik. Cara berpikir manusia merupakan analitik. Analitik adalah subjek yang sama dengan predikat. Subjek yang sama dengan predikat di dunia ini tidak ada. Itu hanya ada di dalam pikiran atau Tuhan sendirilah yang mampu menjadi subjek sekaligus predikat. Maka manusia tidak akan pernah sama dengan namanya. Yang bisa sama dengan namanya hanyalah Tuhan saja. Maka matematika, subjek sama dengan predikat hanya dalam pengandaian. Jadi, dua sama dengan dua hanya ada di dalam pikiran. Di dunia ini tidak ada yang dua sama dengan dua. Karena di dunia ini terikat oleh ruang dan waktu. Maka sebenar-benarnya orang di dunia ini tidak ada yang bisa mengetahui dirinya sendiri, yang ada hanyalah menggapainya. Kebenaran tersebut bersifat koheren yaitu konsistensi. Hal tersebut dikatakan benar jika dia konsisten. Sedangkan yang ada di dunia ini bersifat kontradiksi. Sehingga, subjek tidak sama dengan predikatnya.
Hidup ini 80% - 90% terdiri dari intuisi. Sebagai proses, intuisi adalah intuisi, namun intuisi sebagai produk dapat berupa mitos. Maka, anak kecil dapat hidup 80% dengan mitos. Mitos itu merupakan ia tidak mengerti tetapi melakukannya. Oleh karena itu, filsafat itu untuk orang dewasa. Artinya, sedapat-dapat kita mengerti ketika kita melakukannya. Shalat saja dapat merupakan mitos, jika kita tidak mengerti tujuan shalat itu sendiri. Mitos meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Namun tidak setiap mitos bersifat jelek. Karena anak kecil belajar dari mitos. Oleh karena itu, jika kita ingin memahami intuisi, berinteraksilah dan bersilaturahimlah dengan orang lain. Intuisi itu meliputi yang ada dan yang mungkin ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar