By : Drs. Marsigit MA
Reviewed
by: Fifi Yuniarti
Penggunaan alat peraga Linear Arithmetic Blocks (LAB)
atau model linear ternyata lebih meningkatkan minat dan aktivitas siswa jika
dibandingkan dengan alat peraga Multi-base Arithmetic Blocks (MAB) atau model
ruang dalam melakukan percobaan-percobaan operasi hitung pada bilangan desimal.
Mackenzie J.S, menyatakan bahwa sebuah filsafat harus
mampu memperhitungkan hasil umum dari suatu investigasi dari semua ilmu untuk
suatu usaha membangun teori umum. Untuk tercapai tujuan yang maksimal,
digunakan beberapa pendekatan yang bersifat filosofis seperti, interpretasi,
idealisasi, analogi, perbandingan, dan deskripsi. Pendekatan-pendekatan
tersebut menunjukkan adanya hubungan antara komponen-komponen bilangan desimal
dengan benda fisik yang digunakan dalam proses belajar mengajar matematika.
Dengan demikian akan timbul motivasi dari dalam diri
siswa dan juga para guru untuk mempelajari materi-materi atau benda-benda fisik
yang berkaitan dengan matematika. Namun, para guru dan siswa juga harus
memperhatikan dan mengantisipasi adanya kendala-kendala yang menghambat dalam
mempelajari materi-materi fisik tersebut dan juga harus dapat menemukan solusi
sehingga para siswa dan guru dapat berinteraksi dengan baik dengan
materi-materi atau benda-benda fisik dalam matematika.
Kant menegaskan bahwa “ruang” dan “waktu” adalah bentuk
dari perasaan kita, sesuatu yang mempengaruhi kita, sensibilitas adalah sebuah
benda yang memiliki “ruang” atau “jasmani” merupakan karakteristik dari suatu
objek yang fenomenal.
Hasil penelitian dari mengajar dengan menggunakan
materi-materi fisik matematika memberikan beberapa kesimpulan antara lain,
adanya perbedaan antara model LAB dan MAB, model LAB yang lebih unggul jika
dibandingkan dengan model MAB, sesta sistem belajar mengajar dengan menggunakan
materi-materi fisik yang dianggap memiliki kesulitan sendiri bagi para siswa.
Dengan adanya model LAB dan MAB, maka ada beberapa isu
yang mungkin merupakan dampak adanya model LAB dan MAB. Dampak tersebut antara
lain, siswa membingungkan adanya penyelenggaraan dengan nilai komponen, dan
siswa membingungkan tentang posisi tempat dari kolom nilai. Peneliti
menyimpulkan bahwa “aksensibilitas” adalah sesuatu yang berkaitan dengan subjek
bahwa apa yang disimpulkan oleh Kant adalah suatu “kepekaan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar