FIFI
YUNIARTI
09301244030
Pendidikan Matematika Swadana 2009
Dualisme
Dualisme adalah konsep
filsafat yang menyatakan ada dua substansi. Dalam pandangan tentang hubungan
antara jiwa dan raga, dualisme mengklaim bahwa fenomena mental adalah entitas non-fisik.
Gagasan tentang dualisme jiwa dan raga berasal setidaknya sejak zaman Plato dan Aristoteles dan berhubungan dengan spekulasi tentang eksistensi jiwa
yang terkait dengan kecerdasan dan
kebijakan. Plato dan Aristoteles berpendapat, dengan alasan berbeda, bahwa
"kecerdasan" seseorang (bagian dari pikiran atau jiwa) tidak bisa
diidentifikasi atau dijelaskan dengan fisik. Versi dari dualisme yang dikenal
secara umum diterapkan oleh Rene
Descartes (1641), yang berpendapat bahwa pikiran adalah substansi nonfisik.
Descartes adalah yang pertama kali mengidentifikasi dengan jelas pikiran dengan kesadaran dan membedakannya
dengan otak, sebagai tempat kecerdasan. Sehingga, dia adalah yang pertama
merumuskan permasalahan jiwa-raga dalam bentuknya yang ada sekarang. http://www.google.com
Sebab
daripada sebab bagi orang yang beragama adalah Tuhan. Sebab daripada sebab itu
bahasa filsafatnya adalah Kausa Prima.
Itu adalah bahasa Aristoteles. Maka yang orang beragama dikarenakan ada
sebab disebut kaum foundasionalism yg hidupnya dikarenakan sebab awal. Sebab
dapat merupakan janji atau kesepakatan. Jika kita tidak dapat menjawab
pertanyaan sejak kapan kita dapat membedakan besar dan kecil maka kita tidak
termasuk kaum intuisionism. Hilbert adalah tokoh formalism atau matematika,
matematika murni. Secara filsafat bertanya terlebih dahulu baru mendapat
pengetahuan atau ilmu.
Dualisme
ada yang baik dan ada yang buruk. Namun dualisme tidak selalu berarti jelek.
Misalnya dualisme hanya menganggap yang ada itu hanya laki-laki dan perempuan.
Masyarakat Amerika atau Kapitalisme sudah menuju pada pluralism karena di
Amerika mengakui adanya transgender. Dualisme yang lain di Indonesia adalah
Habbluminallah dan Habbluminannas. Bahwa manusia berhubungan dengan Tuhan dan manusia
berhubungan dengan sesama manusia. Jika manusia hanya berhubungan dengan Tuhan
saja maka dinamakan kaum fatal. Jika manusia hanya berhunbungan dengan manusia
saja maka dinamakan kaum vital. Hidup yang sebenarnya adalah jarak antara fatal
dan vital. Berdoalah seakan-akan kau akan mati nanti. Tetapi berusahalah
seakan-akan engkau akan hidup 1000 tahun lagi. Berusaha dan berdoa adalah hal
yang harus kita lakukan. Dalam keadaan seperti ini, plural itu benar.
Namun,
jika dualisme itu menyangkut Tuhan, maka tidak pernah ada dualisme dimanapun di
alam semesta ini. Hanya ada satu kuasa yang mengatasi segalanya, dan kuasa itu
adalah Allah yang Maha Kuasa sebagaimana yang diwahyukan di dalam Al Qur’an kepada
kita. Menurut bukti-bukti Al Qur’an, hanya ada satu kuasa yang Maha Kuasa,
bukan dua. Karena itu, doktrin dualisme apapun yang berpendapat bahwa ada dua
kuasa yang setara yang saling bertentangan (baik dan jahat) adalah doktrin yang
salah.
Pertanyaan:
1.
Membaca elegi Bapak tentang ritual
ikhlas, menurut elegi tersebut bagaimana agar kita ikhlas adalah dengan kembali
kepada niat kita. Lalu bagaimana agar kita dapat menjaga dan meluruskan niat
Pak? Bagaimana agar niat itu senantiasa tertanam di dalam hati kita?