FIFI
YUNIARTI
09301244030
Pendidikan
Matematika Swadana 2009
Filsafat,
Agama, dan Merenung
Filsafat
adalah olah pikir yang reflektif. Yang dimaksud reflektif disini adalah
bagaimana kita mengenali, mengerti, dan mengungkapkan kembali dengan bahasa kita
sendiri. Kuliah Filsafat adalah mempelajari tentang tata cara atau beradab. Manusia
hidup juga menyelaraskan diri untuk menggapai ilmu, namun jika kita hanya rajin
menuntut ilmu, hanya menggunakan potensi kita untuk diri kita sendiri,
bagaimana kita akan tahu jika ilmu yang kita miliki juga bermanfaat bagi orang
lain? Alangkah indahnya jika apa yang kita miliki, ilmu yang kita miliki dapat
bermanfaat bagi orang-orang disekitar kita.
Berangkat
dari keadaan, karena keadaan adalah sifat daripada hidup. Hidup manusia tidak
dapat lepas dari keadaan. Jadi, hidup adalah keadaan. Keadaan meliputi unsur
potensi dan fakta. Fakta setiap orang berbeda-beda. Apa yang kita lakukan di
sekolah dalam rangka praktik mengajar, itu merupakan suatu potensi, karena pada
dasarnya belum tentu nantinya kita akan menjadi guru yang sebenarnya. Keadaan
bahwa kita telah terlahir di dunia ini, sekolah, dan sekarang menjadi mahasiswa
adalah contoh suatu fakta dalam hidup kita.
Agama merupakan pernyataan
pengharapan manusia dalam dunia yang besar atau jagat raya, karena ada jalan
hidup yang benar yang perlu ditemukan. Manusia menjadi penganutnya yang setia
terhadap agama karena menurut keyakinannya agama telah memberikan sesuatu yang
sangat berharga bagi hidupnya yang tidak mungkin
dapat diuji dengan pengalaman maupun oleh akal seperti halnya menguji kebenaran
sains dan filsafat karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan keyakinan.
Agama merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya agama dikatakan pengkajian filsafat. Landasan agama atau tauhid merupakan landasan utama yang perlu diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk keselamatan di dunia dan menjadi bekal di akhirat nanti. Misalnya dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajran bagi anak didik, dimana landasan tauhid dan spritual keagamaan ini menyangkut dengan hakikat menusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu pendidikan dan pembelajaran yang harus dilakukan harus mengacu pada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilai-nilai aqidah dan spiritual keagamaan yaitu menurut ajaran agama islam. Pandangan filsafat menurut agama islam tertuang semua pada Al-qur’an yang dijadikan seabgai pegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun ia berada adalah kekuasaan dan kehendak yang maha kuasa yaitu Allah SWT.
Agama merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya agama dikatakan pengkajian filsafat. Landasan agama atau tauhid merupakan landasan utama yang perlu diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk keselamatan di dunia dan menjadi bekal di akhirat nanti. Misalnya dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajran bagi anak didik, dimana landasan tauhid dan spritual keagamaan ini menyangkut dengan hakikat menusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu pendidikan dan pembelajaran yang harus dilakukan harus mengacu pada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilai-nilai aqidah dan spiritual keagamaan yaitu menurut ajaran agama islam. Pandangan filsafat menurut agama islam tertuang semua pada Al-qur’an yang dijadikan seabgai pegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun ia berada adalah kekuasaan dan kehendak yang maha kuasa yaitu Allah SWT.
Dimana dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama
diantaranya adalah setiap orang diharapkan merenung dalam hikmah untuk menjadi
proses pendidikan dan usaha-usaha pendidkan suatu bangsa guna mempersiapkan
generasi muda dan warga negara agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Dan menjadi warga negara sadar dan insaf tentang hidup serta mempunyai tauladan
yang dapat dijadikan prinsip dan keyakinan.
Tidak selamanya filsafat itu harus merenung. Namun, ketika
kita berhadapan dengan Allah, maka tak ada salahnya kita berdoa, merenung,
mensyukuri apapun yang telah dianugerahkan olehNya kepada kita. Memohon ampun
kepadaNya tentang kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan.
Pertanyaan:
1. Bagaimana
caranya agar kita dapat selalu menjaga niat? Bagaimana agar niat itu selalu
tertanam di hati kita?
2. Bagaimana
cara kita ikhlas menerima cobaan maupun ujian yang diberikan oleh yang Maha
Kuasa?