Sabtu, 29 Oktober 2011

Helping Teacher To Develop Model for Secondary Mathematics Teaching: Action Research of Indonesian Secondary Mathematics Teaching


By : Drs. Marsigit MA, Y.Sato, Sugeng Mardiyono, Eko Sulistyowati, Bardi
Reviewed by: Fifi Yuniarti

Cockroft merekomendasikan mengajar matematika di semua tingkat harus mencakup peluang untuk eksposisi oleh guru, diskusi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, kerja praktek yang sesuai, pemecahan masalah, dan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Kekuatan metode eksposisi dapat dilihat dari kegunaanya, yaitu antara lain:
a.       Ketika memulai sebuah topik baru di kelas, sebelum bekerja dengan kecepatan yang berbeda mereka telah memisahkan sesuai dengan prestasi mereka
b.      Ketika mengumpulkan ide-ide bersama setelah penyelidikan atau beberapa pekerjaan praktis
c.       Untuk memberi tantangan bagi peserta didik dan agar peserta didik berfikir
d.      Untuk merangsang adanya diskusi atau investigasi
Empat alasan mengapa metode eksposisi banyak dipakai oleh para guru adalah:
a.       Secara matematis dan lengkap masing-masing sebagai pelajaran yang berisi presentasi dan penjelasan matematika yang mengarah ke sebuah kesimpulan
b.      Meningkatkan guru sebagai sumber pengetahuan
c.       Guru mendapatkan kepuasan dari menyajikan silabus lengkap dalam urutan pelajaran
d.      Guru sendiri telah sering berhasil belajar matematika di sekolah dengan cara ini dan mengharapkan murid-muridnya dapat melakukan hal yang sama
Penelitian meliputi beberapa tindakan, antara lain:
a.       Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar matematika
b.      Merancang strategi untuk memecahkan masalah sebagai hasil komunikasi simetris antara peneliti dan guru
c.       Menerapkan dan menguji strategi
d.      Mengevaluasi keefektivan strategi
e.       Mencerminkan hasil
f.       Membuat kesimpulan
g.      Mengulang siklus untuk meningkatkan praktek
h.      Pelaporan penemuan
Dalam proses belajar mengajar matematika, guru dapat melakukan beberapa hal antara lain:
a.       Memfasilitasi berbagai kebutuhan siswa, membimbing siswa, mengembangkan metode diskusi
b.      Mendorong siswa untuk belajar aktif dalam pembelajaran maupun dalam kelompok diskusi

Developing Mathematics Education in Indonesia


By : Drs. Marsigit MA
Reviewed by: Fifi Yuniarti

Adanya ketidakcocokan antara tujuan pendidikan, kurikulum, dan sistem evaluasi yang dapat diidentifikasi dengan mengikuti:
a.       Meninggalkan penilaian pemeriksaan nasional dengan menilai kemampuan kognitif siswa saja
b.      Streaming di sekolah menengah umum mulai dari kelas 3. Dikatakan bahwa pelaksanaan ini terlambat dan memepertimbangkan perbedaan individu yang tepat
c.       Sistem UMPTN dianggap memicu guru sekolah dasar dan menengah menerapkan berorientasi tujuan daripada berorientasi proses pada pengajaran matematika dan sains
Dalam sistem pelatihan guru matematika dan sains, guru tidak terorganisir, terpadu, dan sistematis baik dari segi isi dan manajemem. Dalam pengajaran matematika dan sains di sekolah, ditemukan bahwa:
a.       Kualifikasi guru matematika dan sains perlu ditingkatkan
b.      Banyak dari guru matematika dan sains tidak mahir dalam matematika dan sains
c.       Tidak ada sistem evaluasi untuk guru
Beberapa manfaat dilaksanakannya kerjasama antara lembaga pendidikan antara lain:
a.       Mendiskusikan dan meningkatkan pelaksanaan kurikulum meliputi pengembangan buku teks, bahan ajar, metodologi pengajaran, dan penilaian
b.      Memperkaya pengalaman para guru matematika dan sains
c.       Meningkatkan kualitas pengajaran dan mengembangkan laboratorium
d.      Memecahkan masalah pengajaran matematika dan sains di sekolah
e.       Merekomendasikan cara-cara untuk meningkatkan pendidikan matematika dan sains
f.       Memenuhi harapan masyarakat apa yang disebut praktek pengajaran matematika dan sains yang baik
Untuk dapat bertukar pengalaman di antara lembaga-lembaga pendidikan dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
a.       Melakukan seminar dan lokakarya
b.      Melakukan kegiatan penelitian bersama
c.       Penerbitan dan menyebarluaskan hasil bertukar pengalaman atau jurnal
d.      Membangun jaringan di antara lembaga atau Negara
Dalam usaha memperbaiki sistem pendidikan, yang harus dipertimbangkan antara lain:
a.       Rata-rata kemampuan guru dan kualitas kelas relatif tinggi
b.      Rasa tanggung jawab guru yang kuat
c.       Lingkungan pendidikan yang homogen untuk seluruh negeri
d.      Mendesain cara pengajaran di kelas yang tepat

Mathematical Thinking Across Multilateral Culture


By : Drs. Marsigit MA
Reviewed by: Fifi Yuniarti

Dalam konteks Australia, Stacey K menemukan manfaat bagi para guru untuk mempertimbangkan bahwa memecahkan masalah matematika membutuhkan keterampilan dan kemampuan, antara lain:
a.       Pengetahuan yang mendalam tentang matematika
b.      Kemampuan penalaran umum
c.       Pengetahuan tentang strategi heuristik
d.      Keyakinan dan sikap
e.       Atribut pribadi seperti kepercayaan diri, ketekunan, dan organisasi
f.       Keterampilan untuk mengkomunikasikan solusi
Dalam konteks Belanda, membedakan dua cara untuk membangun konsep matematika, yaitu:
a.       Dari eksplorasi objek tertentu yang sifat fokus dan penggunaan pertama sebagai deskripsi
b.      Dari fokus pada urutan tindakan dan mengatur urutan tindakan sebagai prosedur matematika seperti menghitung penambahan, pengurangan, perkalian, evaluasi aljabar, perhitungan fungsi, diferensiasi, integrasi, dan sebagainya
Dalam konteks Taiwan, Fou Lai Lin membuktikan bahwa perkiraan dapat meningkatkan pemahaman konseptual. Fou Lai Lin menyimpulkan bahwa aktivitas memperkirakan mendorong siswa untuk:
a.       Membangun contoh ekstrim dan paradigmatic
b.      Membangun dan menguji jenis contoh yang berbeda
c.       Mengatur dan mengklasifikasikan semua jenis contoh
d.      Mewujudkan struktur fitur pendukung contoh
e.       Bereksperimen
f.       Mengatur konseptual
g.      Merumuskan sebuah pernyataan matematika
h.      Memahami prinsip-prinsip dasar matematika dengan melibatkan peserta didik dalam berfikir
Dalam konteks Jepang, Katagiri mendaftar pertanyaan analisis yang dirancang untuk menumbuhkan berfikir matematika antara lain:
a.       Masalah pembentukan dan pemahaman
b.      Membangun suatu perspektif
c.       Solusi dalam pelaksanaan
d.      Organisasi logis
Dalam konteks Malaysia, Lim Sam Chap menyoroti tiga komponen utama dalam berfikir matematika, antara lain isi matematika atau pengetahuan, operasi mental, dan predisposisi.